Hari ini ujian, aku menempati bangku paling depan, aku menganggapnya suatu kesialan karena posisi menentukan prestasi begitulah dulu semasa aku bersekolah ada istilah tersebut, namun aku cukup beruntung karena di belakangku adalah seorang perempuan yg cukup pintar dan dahulu dia berasal dari smp favorit di kotaku. Ini adalah tahun pertama dan ujian pertamaku di sekolah menengah atas, dan semenjak ujian tersebut aku menjadi akrab dengan perempuan yg duduk di belakangku tersebut, kita menjadi sering bercanda, dan begitu kita bertukar no telepon rumah (dahulu hp masih jarang dan bukan hal yg wajar murid sma punya hp) kita menjadi semakin dekat dan bila telah ngobrol di telepon bisa hingga berjam-jam hingga akhirnya telepon di lantai 2 dirumahku di putus oleh orang tuaku karena jebolnya pulsa telepon rumah. Begitulah awal kedekatan kami dari bangku ujian berdekatan hingga menelepon berjam-jam setiap hari.
Sebenernya, awal aku memasuki kelas baru diawal sma ini yg ku kecengi adalah perempuan yg sebangku dengannya. Dan awalnya aku dekat dengannya agar aku bs mendekati si temannya itu, anggaplah kita sebut si b, namun seiring waktu berjalan aku menjadi menyukai perempuan yg duduk di belakangku saat ujian yg kita sebut si a, tunggu dulu sebelum berbicara lebih jauh, kita harus tahu bila si a sudah mempunyai pacar, dan masa sma adalah masa genk atau grup perkumpulan bukan? Dimana sekumpulan murid yg merasa bs nyambung dan akrab kemudian menjadi sering berkumpul bersama dan menjadi suatu genk, dan sialnya teman satu genk yg jg teman dekatku menyukai si a dan kita sering membahas si a bersama-sama.
Pelik bukan? yup begitulah keadaanya, aku merahasiakan kedekatanku dengan si a baik di sekolah maupun diluar lingkungan sekolah, bahkan rumahnya, saya suka sekali dua kali iseng mengunjungi rumahnya saat itu dengan alasan meminjam buku catatan atau apalah. Dan bila telah sampai di rumahnya saya hanya bisa tersenyum dan setelah itu pulang karena keterbatasan waktu dengan memendam rasa masih ingin berlama2 di rumahnya namun keadaan tak bisa seperti itu.
Suatu hari di tempat les, guru les ku meminta agar muridnya untuk sementara masuk jadwal malam, karena jadwal sore biasa kami belajar beliau mendapat halangan. Keajaiban pun di mulai. Aku melihat sosok si a ketika sedang bengang bengong sendiri di kantin. Karena keakraban yg telah terjalin diantara kita berdua tampak kebahagian terpancar dari wajahnya. Kita bisa bertemu di suatu dimensi lain tanpa penghalang pacarnya di rumahnya atau pun temanku yg mencintai dirinya di sekolah. Setelah itu kutetapkan kepada orang tuaku untuk mengambil kelas malam selamanya. Dan lucunya kita ternyata satu level dan sekelas.
Dampak efek sampingnya begitu hebat. Dari yg dulu pergi injury time pulang paling rajin, menjadi sebaliknya. Berangkat 2 jam sebelum jadwal dan pulang kerumah 2 jam setelah jadwal (dulu kotaku belum semacet sekarang, bakalan ditertawakan kalo pulang telat kerumah dengan alasan macet) aku ingin menambah berita, kami belum menyatakan cinta satu sama lain. kami menganggap kita berdua sahabat. Dia selalu menjaga persaan seperti pada saat aku berulang tahun dia memberiku hadiah dengang tulisan 'untuk sahabatku yg paling baik sedunia!' dan akupun begitu karena melihat keadaan dia mempunyai pacar dan teman di sekolahku menyukainya.
Di tahun kedua sma dia pindah sekolah ke sma yg lebih bagus dr sekolah kami sekarang. Saya cukup sedih namun saya pikir keadaanya sama saja bukan? Melihat situasinya seperti ini. Perlu diketahui dia masih berpacaran dengan pacarnya, dan teman ku pun masih menyukainya walau telah ditolak beberapa kali olehnya, yg kuanggap karena diriku (pengennya hehehe) dan ternyata cinta temanku itu begitu besar, temanku sering mengajakku untuk curhat dan disaat berbicara mengenai si a, temanku sering menitikan air mata karena cintanya yg begitu besar terhadap si a, bila itu terjadi aku menjadi semakin merasa bersalah pada temanku itu karena kedekatanku dengan si a yg tak semua org tahu.
Waktu pun berjalan seiring dengan kedekatan ku dengan si a yg semakin menjadi-jadi. Mau tau apa saja? kita suka bertemu di rumah temanku yg lain, dan dirumah temanku itu kita sering berduaan (tanpa melakukan hal-hal yg aneh2 lho?) aku senang tidur di pangkuannya sambil mengelus2 rambutnya dan berbicara panjang lebar. Kemudian di saat teman sekelasnya berulang tahun dia mengajaku untuk menjadi pendampingnya. Terus dia ke sekolahnya memakai mobil dan dia seringkali menjemputku untuk pulang bareng. Bahkan kita pun sering ngedate di hari2 lain selain malem minggu, dengan keadaan menyamar, ketika menjemput aku memarkirkan mobilku jauh dr rumahnya dan dia naik becak untuk menemuiku di tempat aku menjemput.
keadaan indah tak berjalan selamanya. hal-hal yg tak diinginkan datang satu persatu sedikit demi sedikit tanpa kita sadari seperti rayap menggerogoti kayu. Ketika suatu sore saat aku pulang bareng dengannya dia ingin sekali jajan dulu di sekolahku yg merupakan sekolahnya yg dulu. Dia pun memarkirkan mobilnya di dekat sekolah dan memintaku menemaninya jajan. Begitu selesai, disaat aku dan dia memasuki mobi, temanku yg suka pada si a, memergoki kami memasuki mobil berdua. Kemudian di saat valentine, karena aku begitu menyayanginya dan dia pernah berkata menginginkan cincin mood ring (saya lupa namanya, pokonya bisa berubah warna sesuai mood kita) saya pun menghadiahi cincin tersebut dan memasangkannya di jari manis dengan melepas terlebih dahulu cincin yg telah melekat pemberian pacarnya. Dan tak lama kemudian pacarnya pun mulai mengendus ada yg tak beres dan mengamuk mengancam bunuh diri ketika si a bilang lebih memilih diriku dan meminta putus dr pacarnya.
Keadaan semakin tak menentu di saat si a berbicara dengan terisak-isak di rumah sakit karena pacarnya melakukan hal nekat ketika dia meminta putus hubungan. Juga temanku yg menganggap ku pengkhianat di sekolah dikarenakan selama ini dia mempercayaiku namun ternyata aku menusuknya dr belakang. Beberapa hari kemudian saya diancam oleh pacarnya si a, dan dia bilang akan menghabisiku dan mencariku di sekolah. Seminggu saya tidak masuk sekolah karena takut, pacarnya si a jauh lebih tua umurnya dariku dan terkenal preman, gegedug di lingkungan rumahnya. Aneh bukan? Kalo membayangkan org seseram itu menangis dihadapan si a memohon2 agar tidak diputus dan mengancam bunuh diri.
Kulupakan dan kuakhiri kisahku dengan si a, berminggu-minggu aku berusaha menghindar darinya, pacarnya si a pun menghubungiku dan meminta maaf kepadaku atas sikapnya yg dulu kasar kepadaku memaki2ku dan mengancam akan menghabisiku, malah kini berbalik keadaanya katanya saya orgnya pengertian semenjak aku menjauh, si a jd kembali padanya dan pacarnya kini malah menawarkan bantuan kalau ada yg menggangguku dia bersedia melindungiku, aneh bukan? Berbulan-bulan berlalu aku masih memikirkannya hingga suatu saat ada sebuah telepon dr seorang perempuan yg mengaku temennya si a. Dia memintaku untuk menolongnya.
Temannya itu bercerita kalau si a berulang tahun, dan teman2nya berencana membuat surprise kepadanya. Ketika teman2nya menanyakan apa yg dia inginkan untuk hadiah ulang tahunnya, si a berkata ingin diriku. Dan teman2nya pun membuat rencana menjadikan aku sebagai kado. Aku bimbang, dan akhirnya aku menyetujui rencana tersebut. Hingga pada hari H, aku pun muncul di saat teman2nya mulai menyanyikan lagu ulang tahun. Aku melihat matanya berkaca2 seolah2 tak percaya itu aku, karena berbulan2 kami tak bertemu.
Namun apa yg terjadi dengan diriku? Aku bersikap dingin dan ketika teman2nya mengeluarkan yel-yel "cium..cium..cium.." aku hanya berkata "salaman aja yah?" dan kami pun bersalaman layaknya org yg menyepakati perjanjian kerjasama. Setelah itu kejadian berlangsung cepat hingga pesta berakhir sikap kaku dan dinginku tak berubah, aku tak banyak bicara hanya berbasa basi menanyakan keadaannya.
Di saat pulang berhubung aku mengajak temanku dan kami memakai mobil kami mengantar semua temannya satu persatu. Hingga tiba giliran dia terakhir aku pun memberinya kado semua catatan2 curhat yg pernah kita buat berdua dahulu kepadanya. Dia mengucapkan terima kasih dan kita pun berpisah. Itulah pertemuan terakhir dengan si a. Dan itulah perjalan kisahku bersamanya.
Tamat.

0 comments:
Post a Comment